Kepemimpinan & Kompetensi Digital: Kunci Sukses Kinerja Sektor Publik di Era Modern

by - November 30, 2025

Prolog

Di tengah derasnya arus transformasi digital, sektor publik dihadapkan pada tantangan besar untuk terus meningkatkan kinerjanya. Namun, sekadar membeli teknologi canggih ternyata tidak cukup. Kunci utamanya justru terletak pada faktor manusia: kepemimpinan yang visioner dan kompetensi digital para pegawainya.

Sebuah riset terbaru yang kami lakukan di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Barat menunjukkan adanya penurunan kinerja pegawai yang cukup drastis, dari 86,34% pada tahun 2021 menjadi hanya 45,04% di awal tahun 2024. Fenomena ini memicu pertanyaan mendasar: Mengapa digitalisasi yang digadang-gadang sebagai solusi justru belum menunjukkan hasil optimal?

Penelitian kami mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan menganalisis tiga faktor krusial: kepemimpinan digital, kompetensi digital pegawai, dan transformasi digital organisasi secara keseluruhan.

Tiga Pilar Penentu Kinerja di Era Digital

Untuk memahami akar permasalahan, kami melihat tiga elemen yang saling terkait sebagai fondasi kinerja di lingkungan kerja modern.

  1. Kepemimpinan Digital: Ini bukan sekadar tentang manajemen biasa. Kepemimpinan digital adalah kemampuan seorang pemimpin untuk merumuskan visi strategis di tengah perubahan teknologi, menginspirasi tim, dan memandu organisasi melewati ekosistem digital yang kompleks. Pemimpin digital tidak hanya fokus pada adopsi teknologi, tetapi juga pada bagaimana teknologi dapat mengubah budaya kerja menjadi lebih lincah dan berorientasi pada data.
  2. Kompetensi Digital Pegawai: Di era sekarang, keahlian digital adalah sebuah keharusan. Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk menggunakan perangkat digital secara percaya diri dan efisien. Lebih dari sekadar bisa mengoperasikan aplikasi, kompetensi ini meliputi literasi data, kemampuan komunikasi di platform digital, pembuatan konten, hingga pemecahan masalah berbasis teknologi.
  3. Transformasi Digital Organisasi: Ini adalah perubahan fundamental tentang bagaimana sebuah organisasi beroperasi dan memberikan nilai. Proses ini bukan hanya tentang digitalisasi dokumen, melainkan integrasi teknologi secara menyeluruh untuk menciptakan model layanan baru, meningkatkan pengalaman pengguna, dan mengoptimalkan efisiensi.

Temuan Utama: Manusia Lebih Unggul dari Teknologi

Setelah melakukan survei terhadap 673 aparatur sipil negara (ASN) dan menganalisis data menggunakan metode Structural Equation Modeling-Partial Least Square (SEM-PLS), kami menemukan hasil yang sangat menarik.

Ketiga faktor yang kami teliti—kepemimpinan, kompetensi, dan transformasi digital—terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Namun, urutan pengaruhnya memberikan sebuah pelajaran penting.

  • Peringkat #1: Kompetensi Digital Pegawai (Pengaruh 36,4%). Faktor inilah yang menjadi penentu paling dominan. Secanggih apa pun sistem yang tersedia, efektivitasnya bergantung pada kemampuan pengguna untuk memanfaatkannya secara optimal.
  • Peringkat #2: Kepemimpinan Digital (Pengaruh 28,1%). Pemimpin yang memiliki visi digital yang jelas mampu menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi. Arahannya memotivasi pegawai dan memastikan investasi teknologi memberikan dampak nyata pada produktivitas.
  • Peringkat #3: Transformasi Digital (Pengaruh 18,0%). Meskipun penting, penyediaan infrastruktur dan sistem digital (transformasi) memiliki dampak paling rendah dibandingkan dua faktor manusia lainnya. Ini menegaskan bahwa teknologi hanyalah alat—bukan penentu tunggal.

Secara kolektif, ketiga variabel ini mampu menjelaskan 57,3% variasi dalam kinerja pegawai, yang menunjukkan bahwa model penelitian kami memiliki relevansi prediktif yang kuat.

Implikasi Praktis untuk Instansi Pemerintah

Dari temuan ini, ada beberapa rekomendasi strategis yang bisa diambil oleh instansi pemerintah dan organisasi sektor publik lainnya:

  1. Prioritaskan Investasi pada Sumber Daya Manusia: Daripada hanya berfokus pada pengadaan teknologi, alokasikan anggaran yang lebih besar untuk program pelatihan kompetensi digital yang komprehensif dan berkelanjutan bagi seluruh pegawai.
  2. Kembangkan Kader Pemimpin Digital: Ciptakan program pengembangan kepemimpinan yang berfokus pada visi strategis, manajemen perubahan di era digital, dan kemampuan memupuk inovasi.
  3. Integrasikan Strategi Teknologi dan SDM: Pastikan setiap inisiatif transformasi digital diimbangi dengan strategi pengembangan sumber daya manusia. Teknologi baru harus didukung oleh tenaga kerja yang terampil dan dipimpin oleh pemimpin yang kompeten.

Kesimpulan

Penelitian ini menegaskan sebuah kesimpulan penting: untuk mencapai kinerja unggul di era digital, organisasi sektor publik harus menggeser fokusnya. Bukan lagi tentang "teknologi apa yang kita beli," melainkan tentang "bagaimana kita mempersiapkan orang-orang kita."

Kompetensi digital pegawai dan kepemimpinan digital adalah dua pilar utama yang harus dibangun terlebih dahulu. Ketika manusia sebagai motor penggerak telah siap, barulah transformasi digital dapat berjalan efektif dan memberikan hasil yang diharapkan. Pada akhirnya, keberhasilan digitalisasi tidak diukur dari kecanggihan teknologi, melainkan dari peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat.

Artikel ini diadaptasi dari penelitian berjudul "Digital Leadership, Competence, and Transformation: Driving Public Sector Performance in the Digital Era" oleh Achmad Nur dan Fetty Poerwita Sary dari Telkom University.

You May Also Like

0 komentar