Kenapa Mahasiswa Lambat Menyelesaikan Studi ?

by - Oktober 28, 2023

Data dan Analisis Mahasiswa yang Lambat Menyelesaikan Studi di Indonesia

Mahasiswa yang lambat menyelesaikan studi adalah salah satu masalah yang sering dihadapi oleh sektor pendidikan tinggi di Indonesia. Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, rata-rata lama studi mahasiswa di Indonesia pada tahun 2020 adalah 5,1 tahun untuk program sarjana, 3,7 tahun untuk program magister, dan 5,4 tahun untuk program doktor. Padahal, idealnya lama studi mahasiswa adalah 4 tahun untuk program sarjana, 2 tahun untuk program magister, dan 3 tahun untuk program doktor. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan studi mereka dalam waktu yang ditentukan.

Faktor-Faktor Penyebab Mahasiswa Lambat Menyelesaikan Studi

Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan mahasiswa lambat menyelesaikan studi, baik dari faktor internal maupun eksternal. Berdasarkan beberapa sumber yang kami temukan, berikut adalah beberapa faktor yang sering dikemukakan:

  • Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri mahasiswa sendiri, seperti motivasi, minat, kemampuan, kesehatan, keuangan, dan lain-lain. Beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi penyelesaian studi adalah :
    • Kurangnya motivasi untuk menyelesaikan studi, baik karena kurangnya dukungan dari lingkungan, kurangnya tujuan karir, atau kurangnya kepuasan terhadap program studi yang diambil.
    • Kurangnya minat terhadap bidang ilmu yang dipelajari, baik karena tidak sesuai dengan bakat, minat, atau harapan sebelumnya, atau karena merasa bosan atau jenuh dengan materi yang diajarkan.
    • Kurangnya kemampuan akademik untuk mengikuti perkuliahan, baik karena tidak memenuhi persyaratan masuk, tidak memiliki dasar ilmu yang cukup, atau tidak mampu menguasai metode belajar yang efektif.
    • Adanya gangguan kesehatan fisik atau mental yang menghambat proses belajar, baik karena penyakit kronis, cedera, stres, depresi, kecemasan, atau gangguan lainnya.
    • Adanya masalah keuangan yang menyulitkan mahasiswa untuk membiayai studinya, baik karena kurangnya beasiswa, bantuan, atau pinjaman, atau karena harus bekerja sambil kuliah untuk mencukupi kebutuhan hidup.
  • Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa, seperti lingkungan keluarga, teman, dosen, perguruan tinggi, dan masyarakat. Beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi penyelesaian studi adalah :
    • Kurangnya dukungan dari keluarga untuk menyelesaikan studi, baik karena kurangnya pemahaman, penghargaan, atau dorongan dari orang tua, saudara, atau pasangan.
    • Kurangnya dukungan dari teman sebaya untuk menyelesaikan studi, baik karena kurangnya komunikasi, kerjasama, atau persahabatan dengan teman sekelas, teman satu jurusan, atau teman satu organisasi.
    • Kurangnya dukungan dari dosen pembimbing untuk menyelesaikan studi, baik karena kurangnya ketersediaan waktu, keterampilan bimbingan, atau hubungan interpersonal dengan mahasiswa bimbingannya.
    • Kurangnya fasilitas dan layanan dari perguruan tinggi untuk menyelesaikan studi, baik karena kurangnya sarana prasarana belajar seperti perpustakaan, laboratorium, atau internet, atau kurangnya layanan akademik seperti administrasi, perizinan, atau pengawasan.
    • Adanya tekanan dari masyarakat untuk menyelesaikan studi dalam waktu tertentu, baik karena adanya standar sosial tentang usia lulus kuliah, harapan pekerjaan setelah lulus kuliah, atau stigma negatif terhadap mahasiswa yang lambat lulus kuliah.

Cara Mengatasi Faktor-Faktor Penyebab Mahasiswa Lambat Menyelesaikan Studi

Untuk mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa lambat menyelesaikan studi, kami menemukan beberapa saran dan solusi dari hasil pencarian web kami, yaitu:

  • Meningkatkan motivasi untuk menyelesaikan studi, baik dengan mencari inspirasi, tujuan, atau dukungan dari orang-orang terdekat. Motivasi adalah salah satu faktor penentu keberhasilan dan kegagalan bagi seorang mahasiswa. Motivasi dapat membantu mahasiswa untuk tetap fokus, bersemangat, dan bertanggung jawab dalam proses belajar.
  • Menumbuhkan minat terhadap bidang ilmu yang dipelajari, baik dengan mengikuti perkuliahan yang sesuai dengan bakat, minat, atau harapan sebelumnya, atau dengan mencari sumber-sumber belajar yang menarik dan bermanfaat. Minat dapat membantu mahasiswa untuk lebih mudah menguasai materi, mengembangkan potensi, dan menikmati proses belajar.
  • Meningkatkan kemampuan akademik untuk mengikuti perkuliahan, baik dengan memenuhi persyaratan masuk, memiliki dasar ilmu yang cukup, atau menerapkan metode belajar yang efektif. Kemampuan akademik dapat membantu mahasiswa untuk lebih mudah memahami konsep, mengerjakan tugas, dan menghadapi ujian. Beberapa metode belajar yang efektif adalah membuat catatan, belajar secara teratur, dan menyiapkan diri sebelum kuis, ujian semester, kerja lapangan, dan tugas akhir.
  • Menjaga kesehatan fisik dan mental yang menghambat proses belajar, baik dengan mencegah atau mengobati penyakit kronis, cedera, stres, depresi, kecemasan, atau gangguan lainnya. Kesehatan fisik dan mental dapat membantu mahasiswa untuk lebih produktif, kreatif, dan bahagia dalam proses belajar. Beberapa cara menjaga kesehatan fisik dan mental adalah berolahraga secara rutin, makan makanan bergizi, tidur cukup, bermeditasi, dan berkonsultasi dengan dokter atau konselor jika diperlukan.
  • Mengatur keuangan yang menyulitkan mahasiswa untuk membiayai studinya, baik dengan mencari beasiswa, bantuan, atau pinjaman yang sesuai dengan syarat dan kondisi, atau dengan bekerja sambil kuliah yang tidak mengganggu proses belajar. Keuangan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan prestasi akademik mahasiswa. Beberapa cara mengatur keuangan adalah membuat anggaran bulanan, menghemat pengeluaran yang tidak perlu, dan mencari sumber pendapatan tambahan.
  • Memperbaiki hubungan dengan keluarga yang kurang mendukung penyelesaian studi, baik dengan meningkatkan komunikasi, pengertian, penghargaan, atau dorongan dari orang tua, saudara, atau pasangan. Hubungan dengan keluarga adalah salah satu faktor yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi mahasiswa dalam proses belajar. Beberapa cara memperbaiki hubungan dengan keluarga adalah sering berbicara tentang perkembangan studi, menyampaikan harapan dan kesulitan yang dihadapi, meminta saran atau bantuan jika diperlukan, dan mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan.
  • Memperbaiki hubungan dengan teman sebaya yang kurang mendukung penyelesaian studi, baik dengan meningkatkan komunikasi, kerjasama, atau persahabatan dengan teman sekelas, teman satu jurusan, atau teman satu organisasi. Hubungan dengan teman sebaya adalah salah satu faktor yang dapat memberikan rasa senang dan termotivasi bagi mahasiswa dalam proses belajar. Beberapa cara memperbaiki hubungan dengan teman sebaya adalah sering berdiskusi tentang materi kuliah, membentuk kelompok belajar bersama, saling membantu dalam mengerjakan tugas atau skripsi, dan saling memberikan dukungan moral atau materi jika diperlukan.
  • Memperbaiki hubungan dengan dosen pembimbing yang kurang mendukung penyelesaian studi, baik dengan meningkatkan ketersediaan waktu, keterampilan bimbingan, atau hubungan interpersonal dengan mahasiswa bimbingannya. Hubungan dengan dosen pembimbing adalah salah satu faktor yang dapat memberikan arahan dan bimbingan bagi mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir atau skripsi. Beberapa cara memperbaiki hubungan dengan dosen pembimbing adalah sering berkomunikasi tentang perkembangan skripsi, mengikuti saran atau kritik yang diberikan, menunjukkan sikap hormat dan sopan, dan mengapresiasi kerjasama yang terjalin.
  • Memperbaiki fasilitas dan layanan dari perguruan tinggi yang kurang mendukung penyelesaian studi, baik dengan meningkatkan sarana prasarana belajar seperti perpustakaan, laboratorium, atau internet, atau meningkatkan layanan akademik seperti administrasi, perizinan, atau pengawasan. Fasilitas dan layanan dari perguruan tinggi adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi mahasiswa dalam proses belajar. Beberapa cara memperbaiki fasilitas dan layanan dari perguruan tinggi adalah sering memberikan masukan atau saran kepada pihak terkait, memanfaatkan fasilitas yang tersedia dengan baik dan bertanggung jawab, mengurus administrasi dengan tepat dan sesuai prosedur, dan mengikuti aturan atau ketentuan yang berlaku.
  • Menghindari tekanan dari masyarakat yang kurang mendukung penyelesaian studi dalam waktu tertentu, baik dengan mengabaikan standar sosial tentang usia lulus kuliah, harapan pekerjaan setelah lulus kuliah, atau stigma negatif terhadap mahasiswa yang lambat lulus kuliah. Tekanan dari masyarakat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan rasa cemas dan minder bagi mahasiswa dalam proses belajar. Beberapa cara menghindari tekanan dari masyarakat adalah sering menyadari potensi dan prestasi diri sendiri, tidak membandingkan diri dengan orang lain, tidak terpengaruh oleh opini atau gosip yang tidak benar, dan percaya diri dengan pilihan dan keputusan sendiri.

Kebijakan Pemerintah Terkait Peningkatan Kualitas dan Efisiensi Pendidikan Tinggi di Indonesia

Selain mengatasi faktor-faktor penyebab mahasiswa lambat menyelesaikan studi, penting juga untuk mengetahui kebijakan pemerintah terkait peningkatan kualitas dan efisiensi pendidikan tinggi di Indonesia. Berdasarkan hasil pencarian web kami, ada beberapa kebijakan pemerintah terkait hal ini, antara lain:

  • Mengeluarkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 2020-2024, yang menguraikan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dokumen ini disusun berdasarkan arah kebijakan nasional dan sektoral, serta tantangan dan peluang pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia. Beberapa prioritas yang ditetapkan dalam dokumen ini adalah meningkatkan akses, kualitas, relevansi, dan tata kelola pendidikan tinggi; memperkuat kerjasama antara perguruan tinggi, industri, dan masyarakat; serta mengembangkan sistem penjaminan mutu dan akreditasi yang kredibel dan akuntabel.
  • Menerbitkan Masukan Kebijakan Pendidikan Tinggi di Indonesia: Arah Kebijakan, yang merupakan hasil analisis Bank Dunia terhadap kondisi pasar tenaga kerja, permintaan keterampilan, dan hasil pendidikan tinggi di Indonesia. Dokumen ini merekomendasikan lima arah kebijakan penting untuk meningkatkan kontribusi pendidikan tinggi bagi pembangunan Indonesia, yaitu: memberikan peluang bagi lulusan SMA untuk meningkatkan keterampilan mereka melalui berbagai opsi jenis pendidikan tinggi; memberikan insentif yang memadai kepada perguruan tinggi swasta agar mereka dapat lebih membantu pemerintah dalam meningkatkan angka partisipasi dan memperkuat keterampilan; memastikan hubungan yang lebih kuat antara dunia industri dan universitas; memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh pasar pendidikan tinggi internasional; dan meningkatkan kapasitas pemerintah untuk mengatur dan mengawasi sektor pendidikan tinggi.
  • Mengutamakan pendidikan karakter dan pengamalan Pancasila, sebagai salah satu dari lima kebijakan yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia. Kebijakan ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai luhur bangsa kepada generasi muda melalui kurikulum, metode pembelajaran, dan budaya sekolah yang berbasis karakter. Kebijakan ini juga mengharuskan semua perguruan tinggi untuk menyelenggarakan Pendidikan Pancasila sebagai mata kuliah wajib bagi semua mahasiswa.
  • Menerbitkan Permendikbudristek Nomor 3 Tahun 2021 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, yang merupakan revisi dari Permendikbud Nomor 44 Tahun 2015. Peraturan ini mengatur tentang standar nasional pendidikan tinggi, sistem penjaminan mutu internal dan eksternal, serta akreditasi program studi dan perguruan tinggi. Peraturan ini juga memberikan kewenangan kepada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) untuk menetapkan kriteria, prosedur, dan mekanisme akreditasi yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan kebutuhan masyarakat.

Demikian artikel yang kami buat tentang data dan analisis mahasiswa yang lambat menyelesaikan studi di Indonesia. Kami berharap artikel ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan, saran, atau kritik, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini. 

You May Also Like

0 komentar