Radikalisme dan Pemuda

by - Agustus 08, 2020

pemuda lawan radikalisme
Masalah radikalisme saat ini sudah marak terjadi di mana-mana. Radikalisme yang merupakan suatu pemahaman yang dibuat-buat oleh pihak tertentu mengenai suatu hal, seperti agama, sosial, dan politik. Hal ini yang kadang tidak disadari orang banyak, bahwa radikalisme juga sering sekali dari politik. Karena streotip di indonesia lebih sering menghubungkan penyebab radikaslisme dengan kelompok agama tertentu.

Kemudian Radikalisme cenderung melibatkan kekerasan, berbagai tindakan teror yang tak jarang memakan korban jiwa, seakan menjadi senjata utama bagi para pelaku paham radikal dalam menyampaikan pemahaman untuk mencapai perubahan.
Propaganda paham radikal masih terlihat di beberapa tempat, seperti kampus, tempat ibadah, dan organisasi masyarakat. Paham radikal dan paham khilafah menjadi sangat bermasalah di Indonesia karena berusaha memaksakan kehendak kepada semua orang untuk mendirikan negara atas dasar agama.

Padahal, masyarakat Indonesia terdiri atas berbagai macam agama dan suku yang sangat majemuk. Dengan kondisi masyarakat yang seperti ini, tentu saja lebih baik jika saja setiap elemen bangsa menerima adanya perbedaan identitas kemudian bisa saling bertoleransi. Hal ini juga tentu saja sesuai dengan idiologi negara, Pancasila dan UUD 1945.
Seluruh rakyat harusnya ikut terlibat dalam usaha untuk mencegah dan mengatasi isu radikalisme, terutama kaum pemuda, karena kaum pemudalah yang nantinya merupakan generasi penerus bangsa ini, sekaligus menjadi ujung tombak untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan, yaitu radikalisme agar tidak menjadi penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan wewenang nantinya.

Disamping itu pemuda juga merupakan generasi yang paling melek dengan teknologi informasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi informasi menjadi media efektif untuk menyebarkan paham radikal. Bisa jadi, ada sebagian kecil orang telah dijadikan pedoman radikal didalam hidupnya. Padahal, bagi yang paham ilmu agama, agama sekalipun tidak mengajarkan sesuatu yang menyesatkan serta mengarah kepada pemikiran praktis yang identik dengan kekerasan.

Dengan banyaknya pemuda yang paham akan pengaruh buruk dari radikalisme, akan otomatis menjadi anti kreator negatif di media sosial dan teknologi informasi. Karena bagi penganut paham radikal alih-alih memposting hal yang positif, para pelaku paham ini seringkali memberikan doktrin ekstrem dan menggurui yang jika tidak kuat pamahaman, bisa saja langsung terpengaruh seperti sedang dihipnotis.
Jadi, kewaspadaan ini juga menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia selain tentu saja pemerintah sebagai pengelola negara, agar masyarakat Indonesia dapat terbebas dari paham-paham yang sangat memberikan pengaruh negatif.

sumber gambar : Demokrasi.id
Sumber grafik : Kumparan

You May Also Like

0 komentar