Festival inklusi 2k20, Festival Inklusi Pertama di Sulawesi Barat

by - Februari 23, 2020

Festival inklusi 2020 merupakan kegiatan untuk membangun kesadaran tentang kesetaraan tiap orang, baik napi, eks napi, kaum difabel maupun masyarakat pada umumnya. Kegiatan ini digelar LSM Garis Hitam yang fokus pada pendampingan disabilitas, WBP dan mantan warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Mal Matos, Sabtu, 15 Februari 2020.

Garis Hitam sebagai inisiator kegiatan tersebut mengajak beragam komunitas diantaranya Gema Difabel Mamuju, Lentera Cita Indonesia, Manabrain, Resensi, Macanga Institute, PAP, Aksara Academy, Teras Aksara dan Sandeq Runners Mamuju. Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan para narapidana sebagaimana fokus program pemberdayaan komunitas tersebut.

Festival ini memiliki beberapa kegiatan, diantaranya pameran kerajinan tangan, panggung seni yang melibatkan para napi dan penyandang disabilitas, lapak baca dan berbagi cerita inspiratif yang menghadirkan para pembicara yang peduli akan keberadaan napi dan penyandang disabilitas.

“Melalui Festival Inklusi ini kami berharap agar tidak ada lagi perbedaan antara kita, baik para napi, penyandang disibilitas dan warga lainnya, kita semua setara. Kami berharap, kita semua bisa menyadari, bahwa sebagai seorang manusia kita semua terlahir setara, sesuai dengan tema yang kita angkat, keseteraan untuk semua,” kata Ketua Panitia Festival Inklusi Muh. Ariefsan Burhanuddin, Minggu 16 Februari.

Arief menambahkan, fakta yang ada di lapangan, ketika para narapidana keluar dari rutan, sering terjadi diskriminasi oleh masyarakat dengan memberikan penilaian bahwa mereka adalah orang yang jahat.

Nicky Claraentia Pratiwi Co Founder Tenoon.id yang juga seorang penyandang disabilitas mengatakan, keterbatasan fisik bukan suatu penghalang untuk terus berprestasi dan membantu sesama. Karena menurut Nicky, semua orang itu dilahirkan dengan kekurangan, namun kekurangan itu tidak harus ditunjukkan, justru kelebihan orang itu yang harus lebih ditunjukkan.

“Mungkin teman-teman bisa lihat, aku adalah penyandang disibilitas, menggunakan kaki palsu dari usia satu tahun, tapi satu hal yang selalu aku tanamkan, bahwa kita tidak bisa memilih di keluarga siapa kita dilahirkan dan dimana kita akan menutup mata (wafat). Tetapi kita bisa memilih, bagaimana kita akan diingat ketika kita menutup mata,” kata Nicky.

Nicky yang juga jadi pembicara diacara itu menegaskan, apa yang selama ia tanamkan pada dirinya, terus ia bawa baik ketika bersekolah dan bekerja. Hal itu juga yang ia bawa ketika memikirkan bagaimana kaum disabilitas itu bisa berdaya. Hingga kini, Nicky dan tim berhasil memberdayakan sekitar 700 orang penyandang disabilitas baik di beberapa kota di Indonesia.

“Aku berharap dengan festival inklusi ini, kita bisa merubah persepsi, kita bisa merubah stigma, bahwa seluruh masyarakat Indonesia, seluruh individu yang menghirup udara yang sama dengan kita mampu memiliki kesempatan yang sama. Karena kesetaraan itu untuk semua,” tegas Nicky.

Sementara itu, Ketua Gema Difabel Mamuju Shafar Malolo mengungkapkan bahwa Festival Inklusi 2020 merupakan momen penting bagi Gema Difabel untuk memperkenalkan isu-isu difabel yang saat ini perspektifnya sudah berbeda.

Pada acara tersebut WBP LPP Kelas III Mamuju menampilkan sanggar tari, sementara warga binaan rutan kelas IIB Mamuju menampilkan Antrabez Band serta sejumlah hasil kerajinan tangan.

Dalam sambutannya, Wagub Sulbar Enny Anggreani Anwar menyampaikan sangat terkesan atas penampilan warga binaan. Bahkan Enny tampak menetasman air mata haru atas penampilan para WBP. “Sempat saya meneteskan air mata saat mendengar lagu yang dinyanyikan diawal acara tadi,” ucap Enny.

Ia mengatakan mendukung penuh kegiatan ini untuk membuka kembali wawasan masyarakat bahwa warha eks lembaga pemasyarakatan juga dapat berpartisipasi dan sukses dalam berbagai bidang. Sebab dalam masa pembinaan mereka telah diajarkan keterampilan-ketrampilan yang bermanfaat.

“Semoga kegiatan ini dapat terus dilaksanakan setiap tahunnya, sehingga menjadi motor untuk mengubah stigma masyarakat terkait eks lembaga pemasyarakatan,” katanya.

Hadir juga dalam acara ini adalah Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Sulbar Elly Yuzar, Kabid Pembinaaan Subakdo, Karutan Mamuju Gusti Lanang dan Ka LPP Mamuju, Nurmia. (rls)

Referensi : Fajar.co.id,  sulbarexpress
Gambar Fajar.co.id

You May Also Like

0 komentar